Yang Harus Diperhatikan Saat Uji Teori Pembuatan SIM Bag 1

advertise here
SIM A B C, Uji Teori, Pembuatan SIM

Di penghujung tahun 2017, saya berencana membuat SIM A. Namun merasa tanggung akan waktu, akhirnya memutuskan untuk membuat SIM di awal tahun 2018. Pada akhirnya tanggal 2 Januari 2018, saya mendatangi Polres (Kabupaten sengaja tidak ditulis) untuk membuat SIM A yang diidamkan.

Saat itu penulis datang sekitarnya jam 11 siang lebih di Mapolres. Sesampai di gerbang, penulis ditanya oleh penjaga mengenai maksud kedatangan penulis dan diminta untuk menyimpan KTP di pos penjagaan. Penjaga pun menanyakan membuat SIM kepada siapa, saya jawab ya ke tempat pendaftaran. Lalu dia pun menawarkan jasa membuat SIM dengan proses yang lebih mudah. Sambil beranjak aku jawab, "terima kasih, tapi saya coba prosedur resmi yang ada".



Sesampai di loket pendaftaran saya diminta untuk membuat surat keterangan sehat dahulu, petugas pun mengarahkan saya untuk membuat tes kesehatan di klinik yang tepat berada di seberang jalan mapolres.

Dengan segera penulis menuju klinik yang ditunjukan mengingat waktu semakin siang. Sebelum ke klinik, saya pergi ke tempat photo copy yang terletak persis di pinggir klinik tersebut untuk menggandakan KTP sebagai syarat administrasi pendaftaran SIM.

Sesampainya, saya di sapa oleh 'D'. Beliau ini salah seorang anggota Polri yang bertugas sebagai Babinmas di kelurahan tempat penulis tinggal. 'D' ini bertanya, "sedang apa". "Mau bikin SIM A pak", jawabku. "Mau dibantu gak biar cepat, yang ngantri bikin SIM sekarang ada 500 orang yang belum selesai", ucapnya menawarkan bantuan. "Berapa pak?", saya balik bertanya. "Tergantung, kalau mau cepat biayanya tujuh ratus ribu (Rp 700.000,-), kalau yang biasa cuma lima ratus ribu (Rp 500.000,-)", 'D' menerangkan. Sambil beranjak penulis menandaskan, "terima kasih pak, akan saya coba ikuti prosedur yang ada".

Lanjut cerita, setelah menggandakan KTP saya datang ke klinik yang terlihat sudah beres-beres mau pulang. Melihat penulis datang, saya disuruh duduk dan langsung ditanya mau bikin SIM apa, baru atau memperpanjang. Kelihatannya klinik ini memang spesial dipersiapkan untuk klien yang mau membuat SIM. Tanpa dilakukan tes kesehatan secara nyata, mereka hanya mengisi lembar kesehatan sebagaimana penulis katakan kepada mereka. Hanya butuh kurang dari 5 menit, tinggal bayar tiga puluh ribu, beres lah sudah.

Adzan Dzuhur pun berkumandang, saya segera bergegas ke mesjid yang terletak di seberang klinik. Setelah shalat dzuhur saya bergegas pergi ke Polres menuju loket 1, tempat pendaftaran SIM baru. Ternyata loket sudah tutup, hehehe.

Akhirnya saya pulang dan berniat datang di esok hari.

Bersambung ke cerita Yang Harus Diperhatikan Saat Uji Teori Pembuatan SIM Bag 2

Click to comment