Yang Harus Diperhatikan Saat Uji Teori Pembuatan SIM bag 3

advertise here
SIM Motor, SIM Mobil, tes praktek, Test teori, syarat SIM
Setelah selesai mengisi 30 soal pilihan ganda pada uji teori pembuatan SIM A, lembar jawabannya saya berikan kepada petugas untuk diperiksa. Oleh pak polisi saya disuruh duduk di kursi yang berada di sampingnya. Kemudian pak polisi yang ramah itu memberikan lembar jawaban untuk dibacakan, sedangkan beliau menceklis dan mencoret di lembar jawaban yang telah saya isi tadi.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya hasil jawaban yang benar dihitung oleh polisi penguji. "Jawaban yang benar ada 15. Kamu kan sudah tahu minimal yang harus benar berapa?", kata pak penguji. Saya jawab, "iya pak" dengan rasa kecewa. 


Padahal soal-soalnya sama dengan latihan soal yang ada di situs resmi korlantas Polri. Saat latihan menjawab soal di situs resmi, saya mendapatkan hasil 96% benar dari 174 soal. Lha, ini yang pertanyaannya cuma 30, saya malah mendapat hasil yang benar sebanyak 50%.

Merasa penasaran dengan soal mana saja yang keliru saya jawab, saya meminta ijin kepada penguji untuk melihat lembar jawabannya. "Coba kamu cocokan hasil jawaban kamu dengan kunci jawaban", ujar penguji sambil memberikan lembar jawaban punyaku.

Masih merasa ganjal, saya meminta soal uji teori dengan alasan mengetahui soal mana saja yang salah dijawab sehingga bisa menghapal dulu sebelum mengikuti tes ulang nantinya. "Tapi nanti soalnya beda lagi", imbuh penguji. "Gak apa-apa pak, biar tahu saja", balasku. Akhirnya pak polisi tersebut berbaik hati memberikan soal uji teori SIM A.

Penulis cari soal yang salah di lembar jawabanku. Saya baca dengan seksama, menurutku itu pertanyaan yang cukup mudah. "Pak, coba baca soal yang ini!", pintaku sambil menunjuk soal. "Menurut bapak mana jawaban yang benar", lanjutku. Sejenak, beliau membaca soal dan berkata "di lembar jawaban kamu jawab apa?". "B, karena A dan C jelas salah", jawabku. Akhirnya jawaban yang tadinya dinilai salah menjadi benar setelah diperiksa kembali, "ya sudah ceklis itu lembar jawabannya", kata pak penguji.

Satu persatu jawaban yang dinilai salah, saya periksa kembali seperti proses di atas. Alhasil, pada lembar jawaban yang dinilai salah menjadi benar senyatanya. Hingga setelah sekian soal yang diperiksa, tanpa melanjutkan proses pemeriksaan ulang. Pak penguji menyuruh untuk menghitung jumlah yang benar, "sekarang hitung, berapa yang benar?". "Sudah dua puluh tiga pak", jawabku. Akhirnya pak polisi menyatakan saya lulus. 

Terlihat tersipu, pak polisi ini berkata kepada rekan di sebelahnya, "siapa ini yang bikin lembar jawaban? Kok bisa pada salah?". Rekannya hanya terdiam.

Terimakasih pak polisi, anda telah berbaik hati dan menerima permohonan dariku untuk memeriksa kembali lembar jawaban.

Nah, bagi anda yang mau mengikuti uji teori pembuatan SIM ada baiknya meminta klarifikasi dari penguji atas nilai yang diberikan. Bisa jadi soal yang diberikan tidak sesuai dengan kunci jawabannya.

Tunggu juga tulisan mengenai pengalaman dalam uji praktek di pembuatan SIM A perseorangan.

Baca Juga

Click to comment